Sistem Pendidikan Kembali ke KTSP 2006 ??
"Kurikulum setengah matang yang dipaksakan" demikianlah ungkap Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Era Jokowi 2014-2019. Memang sangat terasa sulitnya transisi dari simtem KTSP 2006 ke sistem Kurikulum 2013. Bagaimana tidak, karena sistem Kurikulum 2013 ini sangat tidak cocok untuk Tingkat SD apalagi sekolah-sekolah yang berada di pedesaan apalagi di daerah-daerah pelosok. Kesulitan bukan hanya pada penerapannya, namun dari segi biaya orang tua, sistem Kurikulum 2013 ini sangat membutuhkan banyak biaya dalam pelaksanaannya. Hal ini dikarenakan isi dari materi-materi yang ada di dalam buku Kurikulum 2013 sangat jauh berbeda dari buku-buku KTSP 2006, sehingga siswa dituntut untuk mencarinya sendiri melalui media online. Sarana media online inilah yang dirasa sangat berat bagi siswa yang berada di wilayah pedesaan, sehingga hanya mampu dijangkau oleh anak-anak yang orang tuanya berlatar belakang ekonomi bagus. Apapun sistem yang diberlakukan memang membawa kepositifan dan kenegatifan masing-masing. Bila diperhatikan baik-baik, dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 ini masih sangat banyak kendala, hal ini dikarenakan oleh pesediaan buku yang sangat-sangat terbatas dan masih selalu dalam status revisi dan revisi.
Adalah sesuatu hal yang sangat masuk akal apabila Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu berinisiatif untuk mempertimbangkan kembali kelanjutan pelaksanaan Kurikulum 2013 ini dan keputusan itu akan diumumkan Desember 2014 nanti. Keluhan-keluhan datang bukan saja dari orang tua didik namun juga berasal dari pendidik. Sebagian besar pendidik sangat kesulitan dalam melakukan penilaian atau evaluasi, sehingga nilai yang diberikan banyak yang tidak sesuai kenyataan.
Hasil keputusan akhir. Bapak Menteri tetap melanjutkan Sistem Pembelajaran Kurikulum 2013 dengan menyempurkannya
Sumber : www. jpnn . com
Comments
Post a Comment