Kutipan Surat Ibu Menteri Kelautan dan Perikanan " Susi Pudjiastuti " untuk para pemuda Indonesia:
Salam 2 Jari Jangan Lupa Pilih Jokowi ....
Salam 2 Jari Jangan Lupa Pilih Jokowi ....
Masih hangat teringat di benak kita betapa besar perjuangan kita saat hangat hangatnya bertarung melawan kubu lawan pada PEMILU CAPRES 2014 kemarin.
Dengan melalui berbagai ujian dan rintangan, suka dan duka akhirnya suara rakyat mampu memenangkan Capres JOKOWI - JK.
Kibinet Kerja telah terbentuk dan telah dilantik.
Mayoritas anggota adalah wajah-wajah baru dengan harapan mampu memberikan warna segar untuk perjalanan pembangunan negeri tercinta Republik Indonesia ini.
Saat ini sosok paling nge trend adalah Ibu Susi Pudjiastuti ( Pangandaran, 15 Januari 1965), Menteri Kelautan dan Perikanan Masa Bhakti 2014-2019.
Berikut kutipan lengkap surat Menteri Susi untuk para pemuda Indonesia:
Susi Pudjiastuti.
Salam 2 Jari Jangan Lupa Pilih Jokowi ....
Masih hangat teringat di benak kita betapa besar perjuangan kita saat hangat hangatnya bertarung melawan kubu lawan pada PEMILU CAPRES 2014 kemarin.
Dengan melalui berbagai ujian dan rintangan, suka dan duka akhirnya suara rakyat mampu memenangkan Capres JOKOWI - JK.
Kibinet Kerja telah terbentuk dan telah dilantik.
Mayoritas anggota adalah wajah-wajah baru dengan harapan mampu memberikan warna segar untuk perjalanan pembangunan negeri tercinta Republik Indonesia ini.
Saat ini sosok paling nge trend adalah Ibu Susi Pudjiastuti ( Pangandaran, 15 Januari 1965), Menteri Kelautan dan Perikanan Masa Bhakti 2014-2019.
Berikut kutipan lengkap surat Menteri Susi untuk para pemuda Indonesia:
Pemuda pemimpin masa depan…
Inilah sepenggal kisah dari saya,
Saya mengenal dunia usaha sejak remaja. Tepatnya sejak saya memutuskan
untuk meninggalkan bangku sekolah tahun 1982. Waktu itu saya baru kelas 2
SMA.
Saya sadar dengan hanya berbekal ijazah SMP, tak akan ada
satupun perusahaan yang mau mempekerjakan saya. Kalaupun ada hanya
sebatas sebagai cleaning service.
Tapi pada saat itu saya yakin
bahwa putus sekolah bukanlah akhir dari segalanya. Meskipun mungkin
keputusan itu salah; saya tidak pernah menyesalinya.
Yang saya
sangat tahu waktu itu adalah “School was just not my thing”. Saya selalu
punya keyakinan kalau kita mau berbuat sesuatu pasti akan ada jalan,
saya selalu percaya bahwa manusia diberi pilihan untuk menciptakan jalan
hidup yang dipilihnya.
Saya ciptakan sebuah usaha, pekerjaan
yang yakin akan menghasilkan uang, di mana akhirnya saya tidak harus
bergantung dengan orang lain.
Saya tidak suka ketergantungan,
karena ketergantungan akan mengurangi kemandirian. Tanpa kemandirian
kita akan selalu dalam keterbatasan dalam menciptakan atau mengerjakan
sesuatu, sehingga akhirnya hasilnya tidak sesuai dengan yang kita
rencanakan.
Kehidupan nelayan di Pangandaran dan pesisir Pantai
Selatan Jawa, begitu keras dan penuh resiko, dinihari melaut siang/sore
baru pulang, setiap hari tidak peduli ombak atau cuaca untuk sebuah
keyakinan.
Ini banyak memberikan kepada saya keyakinan & lebih mengerti makna hidup adalah sebuah keyakinan.
Masa-masa itu untuk bertahan hidup saya jualan Bed Cover, cengkeh,
hingga akhirnya menjual ikan hasil tangkapan para nelayan. Pokoknya apa
saja yang bisa saya kerjakan akan saya kerjakan.
Ketika pada
akhirnya saya fokus di bisnis hasil tangkapan Lobster nelayan, peluang
besar itu akhirnya datang. Tantangannya adalah saya harus membawa
Lobster hidup dari Pangadaran ke Jakarta untuk diekspor ke luar negeri.
Perjalanan yang jauh, berjam-jam membuat angka kematian sangat tinggi.
Hal ini membuat saya bertekad menerbangkan lobster-lobster hidup tadi
dengan pesawat kecil ke Jakarta.
Para pemimpin masa depan, dalam hidup ini kita juga harus berani mengambil resiko.
Ini terjadi ketika saya kembali nekat memutuskan mendaratkan pesawat
kecil saya di Meulaboh dan Pulau Simeuleu, setelah tsunami menggerus
pesisir timur propinsi NAD.
Semua orang tergerak untuk membantu,
termasuk saya. Tanpa izin terbang bahkan ijin operasi, tanpa kepastian
bisa mendarat atau tidak, saya akhirnya bisa meyakinkan semua pihak,
Meulaboh bisa ditembus lewat udara.
Dan sejak hari itu bantuan mengalir ke sana. Ini bukanlah kisah heroik saya.
Namun, ada perasaan “Hangat” (saya merasakan “good feeling” yang luar
biasa!) menyusup ke dalam hati kita, ketika kita mampu berbuat sesuatu
untuk orang lain karena kita bisa & memutuskan untuk melakukannya.
Keyakinan, keberanian seperti inilah yang membuat saya bertahan dan
menjadi seperti sekarang ini; membawa pesawat-pesawat kecil saya
menembus pedalaman, pelosok Indonesia.
Pemimpin masa depan, saya tahu tidaklah mudah memulai sebuah usaha di negeri kita tercinta ini.
Begitu banyak barikade yang harus kita hadapi, dari regulasi yang tidak
fleksibel, paper work exercise yang berlapis yang mencekik kita, bahkan
setelah kita menjadi sebesar sekarang.
Tapi itulah tantangan
kita, untuk membuat lingkungan usaha lebih kondusif bagi semua pihak,
untuk menciptakan lapangan kerja dan kesempatan untuk lebih banyak anak
bangsa.
Yang saya lakukan hanyalah sebagian dari tujuan kita
untuk menjadi bagian Indonesia. Memudahkan, mendekatkan anak-anak bangsa
dengan ibu kota, atau kabupaten dengan propinsi.
Mengubah hari perjalanan menjadi hanya satu jam atau dua jam saja. Ikut berpartisipasi menjaga NKRI.
Pesan saya untuk para pemimpin masa depan: mulailah ubah pola pikir kita, untuk selalu mau bekerja keras jangan berleha-leha.
Sangatlah tidak pantas di negeri yang kaya raya; kita menjadi miskin.
Seperti tikus mati di lumbung padi. Sumber daya apa yang kita tidak
punyai di negeri ini?
Saya tahu saya orang yang tidak mau diatur,
diperintah atau disuruh untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai
dengan hati nurani, tapi itulah yang membuat saya menjadi manusia dengan
pikiran merdeka.
Pemimpin masa depan, yakinlah keberhasilan kita
untuk masa depan bangsa kita hanya kita dapatkan dengan jiwa &
pikiran yang merdeka & mandiri.
Selamat berjuang.
Salam hangat,Susi Pudjiastuti.
Comments
Post a Comment